Jumat, 22 Maret 2013

Bekas budak seks tentara Jepang tuntut band rock



Seoul (ANTARA News) - Sekelompok mantan budak seksual tentara Jepang (jugun ianfu) era Perang Dunia II dari Korea Selatan memprotes grup musik Jepang yang merendahkan mereka sebagai pelacur melalui lirik lagunya.

Protes itu dipicu band Jepang aliran sayap kanan yang menyebut secara halus para budak seks tersebut sebagai "wanita yang nyaman".

Cakram padat dan lirik lagu band terebut telah dikirim ke tempat penampungan mantan budak seksual di Gwangju, bagian selatan Seoul pada Kamis.

Delapan wanita yang sudah berusia lanjut itu mengajukan gugatan melalui Kantor Kejaksaan Distrik Seoul Tengah. Mereka menuntut band rock Jepang itu dihukum karena telah merendahkan mereka.

"Tentara Jepang memaksa saya menjadi budak seks saat saya berumur 14 atau 15 tahun. Saya merasa marah atas klaim yang menyatakan mereka tidak mengakui kejahatan itu," kata Park Ok-sun, salah satu korban tentara Jepang itu, sebelum mengajukan gugatan.

Tidak banyak diketahui mengenai band itu. Satu informasi pasti adalah grup musik itu tampil dalam acara yang digelar aktivis sayap kanan Jepang.

Sejarawan mengatakan puluhan ribu wanita Asia telah menjadi korban, dipaksa melayani hasrat seksual tentara Jepang. Sebagian besar terdiri dari wanita Korea yang dipaksa masuk ke dalam rumah bordil selama PD II saat Semenanjung Korea menjadi bagian koloni Jepang.

Jepang telah mengakui militernya pada zaman perang memaksa sejumlah wanita Asia menjadi budak seks. Namun Tokyo menolak mengeluarkan pernyataan maaf atau kompensasi kepada para korban.

Jepang beralasan masalah itu telah selesai melalui kesepakatan suatu perjanjian pada 1965 yang menormalisasi hubungan kedua negara.

Editor: Ade Marboen Sumber: AntaraNews

Monumen Peringatan Jugun Ianfu



New York (ANTARA News) - Pemerintah Kota Bergen, New Jersey, Amerika Serikat, mendirikan monumen memperingati wanita Korea yang dipaksa Jepang menjadi jugun ianfu (budak seksual) selama Perang Dunia II, Jumat waktu setempat.

Patung perunggu didirikan berbentuk wanita tengah duduk di luar Gedung Pengadilan Kota Bergen disponsori Komite Memorial Wanita Penghibur.

Langkah itu untuk menghormati ratusan ribu mantan jugun ianfu --secara halus disebut "perempuan penghibur"-- yang sebagian besar dari Korea.

"Saya tidak dapat membayangkan kepedihan dan penderitaan wanita-wanita itu dalam melewati hari-harinya selama Perang Dunia II. Tapi kehormatan dan kemuliaan mereka akan mencengangkan kita di masa kini," kata Pejabat Kota Bergen, Kathleen Donovan, saat upacara peresmian.

Acara tersebut bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional dan dihadiri sekitar 100 pejabat pemerintah daerah dan masyarakat Korea-Amerika.

Departemen representatif Kongres New Jersey, Bill Parscrell, mengatakan, segenap masyarakat New Jersey berkomitmen untuk menegakkan hak asasi manusia. Hal itu menekankan kepada pentingnya upaya untuk mencegah terulangnya peristiwa serupa dari kesalahan masa lalu.

Editor: Ade Marboen

Sumber: AntaraNews