Jakarta - Ketua Komite Inovasi Nasional M. Zuhal berpendapat selama ini Jepang dan hampir kebanyakan negara lain hanya mengambil pasar Indonesia yang besar sebagai bidikan saja tanpa dibarengi dengan transfer teknologi. Padahal, transfer teknologi sangat penting bagi industri dalam negeri.
"Jepang jangan ambil market kita yang besar saja, tetapi barengi dengan transfer teknologi dan pengetahuan," katanya di Gedung BPPT Jakarta, Selasa (13/11/2012).
Zuhal berpendapat selama ini hubungan diplomatik dengan negara Jepang sudah berlangsung lama yaitu memasuki usia 55 tahun. Lamanya hubungan diplomatik di antara kedua negara tidak dibarengi dengan transfer teknologi secara utuh antara Jepang dan Indonesia padahal Jepang memegang peranan besar dalam perkembangan teknologi di dunia.
"Jepang memegang peranan besar dalam infrastruktur dan teknologi. Jadi hubungan tidak bisa dilakukan dengan bisnis partner saja. Seharusnya bersifat win-win yang saling menguntungkan termasuk transfer teknologi yang utuh," paparnya.
Saat ini Indonesia sedang sumringah karena salah satu perusahaan besar Jepang yaitu Toyota menambah nilai investasinya di Indonesia sebesar Rp 26 triliun. Menyangkut hal ini Zuhal hanya berkomentar.
"Jepang sedang mengalami resesi ekonomi saat ini dan Indonesia adalah kebutuhan pasar mereka. Sebagai contoh pertumbuhan kendaraan bermotor (otomotif) sebanyak 1,4 juta/tahun. Toyota menambah investasi Rp 26 triliun dan ini harus dibarengi transfer teknologi. Sehingga bisnis akan berkembang secara bekerlanjutan. Indonesia harus berubah menjadi negara dengan produktif bukan konsumtif," cetusnya.
Detik.com