Bos IIMS 2011 Menghina Mobnas
Kekecewaan diungkapkan oleh pihak AsiaNusa dengan menarik mundur keikutsertaan pabrikan otomotif nasional di ajang pameran bergengsi IIMS 2011. Persoalan dipicu dari sindiran Johnny Darmawan yang dianggap menghina industri mobil nasional (Mobnas) di depan pengunjung IIMS 2011. Johnny Darmawan sendiri merupakan salah satu petinggi Toyota dan sekaligus Ketua Penyelenggara pameran otomotif tersebut. Pandangan sinis tersebut bukan pertama kalinya ditunjukkan oleh Johnny terhadap kualitas karya anak bangsa. Tulisan ini saya tulis ulang sebagai wujud dukungan terhadap industri mobil nasional.
Keputusan untuk mundur dari keikutsertaan di IIMS 2011 disampaikan oleh Ketua Bidang Marketing/Komunikasi Asosiasi Industri Automotif Nusantara (Asia Nusa) Dewa Yuniardi kepada detikOto, Jumat (1/7/2011). Dewa lalu bercerita kalau langkah mundur yang terpaksa diambil oleh produsen mobil nasional itu diambil karena munculnya statement negatif dari seorang petinggi produsen mobil Jepang yang juga merupakan ketua penyelenggara IIMS 2011, Johnny Darmawan. Dalam konfrensi pers kedua IIMS pada 22 Juni silam, Johnny menurut Dewa sempat mengeluarkan candaan yang melecehkan mobnas. Saat itu, Johnny mengatakan pengunjung IIMS harus berhati-hati ketika mengetes mobil nasional karena ditakutkan ban mobil buatan anak bangsa tersebut copot.
Pandangan sinis dari Johnny Darmawan sendiri bukan pertama kali diperlihatkan kepada media. Tahun lalu, Johnny Darmawan sempat melontarkan pernyataan serupa yang mengatakan apabila “Mobnas Mimpi di Siang Bolong” (DetikOto, 24 Mei 2010). Perihal Johnny Darmawan sendiri adalah Presiden Direktur PT Toyota Astra Motor Indonesia. Sosok yang cukup dekat dengan para pejabat negara. Melihat strategi pengelolaan bisnisnya, Johnny lebih tepat dikatakan representasi dari Toyota (Jepang), bukan Indonesia.
Kehadiran Johnny Darmawan dalam ‘TalkShow’ di MetroTV, Economic Challenge beberapa waktu yang lalu sempat dipertanyakan. Acara yang dipandu oleh Suryopratomo justru tidak menghadirkan perwakilan dari pihak AsiaNusa sebagai salah satu narasumber. Padahal, AsiaNusa merupakan asosiasi yang memayungi kepentingan industri mobil nasional. Selain tidak mengena pada substansi topik yang dibahas, jalannya acara pun terkesan pincang, karena istilah mobnas diwakili oleh pabrikan asal Jepang.
IIMS 2011 adalah pemeran otomotif terbesar di Asia Tenggara yang dibuka oleh Menteri Perindustrian RI dan dihadiri oleh sejumlah pejabat penting negara. Sangat disayangkan, apabila kabar atas penyataan Johnny Darmawan tersebut tidak direspon oleh satu pun pejabat negara, bahkan termasuk anggota DPR RI. Pernyataan Johnny Darmawan sudah cukup untuk dikatakan ‘penghinaan’, karena disampaikan di depan publik (pengunjung pameran). Pernyatan tersebut, sekalipun berupa sindiran akan menciptakan kesan negatif kepada masyarakat. Artinya, atas pernyataan tersebut terdapat pihak yang berpotensi untuk dirugikan, yaitu industri mobnas di bawah naungan AsiaNusa.
Ada 3 produk mobnas yang diikutsertakan dalam pameran IIMS 2011, yaitu Tawon, Fin Komodo, dan Gea INKA. Fin Komodo sudah beberapa tahun yang lalu masuk ke jalur produksi, sedangkan untuk Tawon dan Gea INKA baru masuk produksi pada tahun ini. Langkah untuk masuk ke jalur produksi menindaklanjuti komitmen pada tahun 2010 lalu yang baru diperkenalkan kepada publik. Sebenarnya masih ada beberapa nama produk mobnas lagi, akan tetapi hanya ada dua nama produk yang masuk jalur produksi. Sangat disayangkan, karena favorit pengunjung pada pameran mobnas 2010 lalu seperti ARINA dan ESEMKA tidak masuk ke jalur produksi maupun pengembangan.
Keberpihakan pemerintah di sini memang patut dipertanyakan. Event seperti IIMS 2011 seharusnya menjadi sarana untuk memperkenalkan produksi mobil nasional. Kita bisa lihat sendiri, mobil buatan RRC, Geely Panda yang sukses dalam stand pameran Jakarta Fair 2011. Menperin RI pada tahun 2010, bahkan berjanji akan membantu pengembangan mobnas di masa depan. Sayangnya, tidak ada satupun pejabat yang hadir pada acara peluncuran perdana mobil nasional pada tanggal 17 Agustus 2010. Sebagai catatan, produsen otomotif asal Jepang sudah terlalu banyak menikmati insentif yang diberikan pemerintah Indonesia, bahkan meraup keuntungan dari rakyat (konsumen) Indonesia.
Jika pernyataan dan sikap Johnny Darmawan tidak disikapi serius oleh pemerintah dan terutama rakyat Indonesia, maka tidak tertutup kemungkinan semangat kebangkitan industri mobil nasional akan meredup dan akhirnya mati. Cukup sulit untuk menghidupkannya kembali atas sesuatu yang sudah dengan susah payah dibangun.
Topik dalam tulisan ini sudah pernah dimuat di media lain. Di sini pihak penulis hanya hendak mengulang kembali untuk dijadikan sebagai perenungan dan sikap. Tulisan ini pula diturunkan sebagai wujud dukungan moral kepada industri nasional, khususnya industri mobnas. Suatu representasi dari kegelisan sebagai bangsa yang menginginkan dirinya mampu untuk sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Kemandirian perlu dicapai dengan kerja keras dan tekad yang kuat, akan tetapi kemandirian butuh dukungan moral. Jika ada dukungan, bangsa kita masih bisa mengejar dari India. Akhir kata, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai karya bangsanya sendiri.
Sekedar catatan, bahwa mobil Tata NANO berawal dari model yang sebenarnya tidak beda dengan produk mobnas seperti Gea INKA maupun Tawon. Perbedaannya, pemerintah India begitu peduli mendukung pengembangan mobil tersebut. Dikembangkanlah kemudian mulai dari desain hingga teknologi interior, mesin, hingga pelistrikannya. Ditambahkan lagi dukungan dari rakyat India, tidak mengherankan apabila Tata NANO masuk ke jajaran mobil Eropa.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai karya bangsanya sendiri”
Yogyakarta, 27 Juli 2011
kompasiana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar